Selasa, 07 April 2015

7 Pesawat Pembom Terbaik di Dunia

Secara historis, pesawat pembom atau pesawat bomber digunakan untuk misi-misi strategis dan rahasia, namun seiring waktu pesawat pembom sekarang juga dioptimalkan untuk melaksanakan berbagai misi penyerangan. Berdasarkan jangkauan dan kapasitas muatannya, Artileri mengurutkan 7 pesawat pembom terbaik yang masih beroperasional saat ini.

1. Xian H-6



Xian H-6 (Hong-6) adalah pesawat pembom strategis yang dioperasikan Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLAAF) China dan merupakan varian China dari pesawat pembom Tupolev Tu-16. Angkatan Laut China juga mengoperasikan H-6 versi pembawa rudal.

Pembom H-6 pertama yang dibangun China dioperasikan oleh PLAAF pada tahun 1969. Internal weapon bay pada H-6 dapat menampung hingga 9.000 kilogram bom dari berbagai jenis atau sebuah bom nuklir. Pembom ini juga dipersenjatai dengan dua senjata 23 mm dan rudal anti kapal dan anti permukaan.

H-6 memiliki kecepatan jelajah lebih dari 796 km/jam dengan jangkauan sejauh 6.000 kilometer. Pada Juni 2013, PLAAF menerima versi upgrade dari H-6 yaitu H-6K. Versi H-6K dilengkapi dengan mesin turbofan baru.

2. Tupolev Tu-95 (Bear)



Tupolev Tu-95/Tu-95MS (kode Nato: Bear) adalah pesawat pembom strategis bermesin turboprop yang dikembangkan oleh Tupolev. Prototipe Tu-95 pertama kali terbang pada bulan November 1952 dan baru pada tahun 1957 pesawat ini dioperasikan oleh Angkatan Udara Uni Soviet.

Tu-95 mampu membawa 15.000 kilogram beban tempur yang terdiri dari bom dan rudal. Tu-95 juga dilengkapi dengan senjata 23 mm. Angkatan Udara Rusia saat ini mengoperasikan varian Tu-95MS yang merupakan versi pembom dan pembawa rudal dari Tu-95.

Mesin turboprop NK-12M yang menggerakkan empat baling-baling AB-60K, menjadikan Tu-95 sebagai satu-satunya pesawat pembom yang beroperasional saat ini yang menggunakan mesin turboprop. Pesawat ini mampu mencapai kecepatan maksimum 830 km/jam dengan jangkauan terjauh 15.000 kilometer.

3. Tupolev Tu-22M



Tupolev Tu-22M (kode Nato: Backfire) adalah pesawat pembom strategis dan maritim berkecepatan supersonik yang diproduksi oleh Tupolev berdasarkan desain pesawat pembom Tu-22 standar. Tu-22M saat ini dioperasikan oleh Angkatan Udara dan Pasukan Udara Angkatan Laut Rusia. Pesawat ini juga dioperasikan oleh India dan Ukraina.

Pembom Tu-22 terbang pertama kali pada tahun 1969 dan baru dioperasikan pada tahun 1972. Pesawat ini pertama kali dikerahkan di Afghanistan (1987-1989), dan sejak itu total sudah 497 pembom Tu-22 yang dibangun. Diawaki oleh empat orang, Tu-22 mampu mencapai kecepatan maksimum 2.000 km/jam dan jangkauan taktis 6.800 km.

Tu-22M mampu membawa rudal Kh-22, 6 nuklir Kh-15 atau rudal anti radar Kh-15P, rudal udara ke permukaan Kh-31A/P dan Kh-35, dan sekitar tiga bom free-fall. Maksimum berat lepas landas adalah 124.000 kilogram.

4. B-52 Stratofortress



B-52 Stratofortress adalah pesawat pembom kelas berat jarak jauh yang diproduksi oleh Boeing dan dioperasikan oleh Angkatan Udara AS dan NASA. B-52 Stratofortress juga menjadi pesawat dengan masa pengabdian terlama di militer AS. Digunakan AS dalam berbagai misi, salah satunya Operasi Pembebasan Irak.

B-52 Stratofortress terbang pertama kali pada bulan April 1952 dan beroperasional pada tahun 1954. Total Boeing telah membangun 744 unit B-52 Stratofortress dalam 12 varian. Maksimum berat lepas landas adalah 203.000 kilogram.

Varian baru B-52 Stratofortress, B-52H mampu membawa bom free-fall, bom cluster, rudal presisi dan joint direct attack munitions (JDMA), dan total memiliki muatan sebesar 31.700 kilogram. Pesawat ini dapat terbang dengan kecepatan hingga 1.046 km/jam ke berbagai lokasi lebih dari 10.000 kilometer tanpa mengisi bahan bakar dan terbang di ketinggian 15.240 meter. Pesawat ini diawaki oleh lima orang dan didukung oleh delapan mesin turbofan Pratt & Whitney TF-33.

5. B-1B Lancer



B-1B Lancer adalah pesawat pembom strategis jarak jauh yang diproduksi oleh Rockwell International dan dioperasikan oleh Angkatan Udara AS. Desain pesawat ini didasarkan pada pesawat pembom B-1A dan telah dilengkapi kemampuan untuk menghindari radar lebih baik lagi dari model awal. B-1B Lancer terbang pertama kali pada bulan Oktober 1984.

Pada 1990-an, B-1B digunakan AS dalam misi conventional-weapons. Pada tahun 1999, enam B-1B dikerahkan di Pangkalan Angkatan Udara Inggris, Fairford, untuk memberikan bantuan dalam Operation Allied Force di Kosovo. B-1B diawaki oeh empat orang dan memiliki internal payload bay terbesar dari seluruh pesawat pembom.

B-1B menggunakan empat mesin turbofan General Electric F101-GE-102 dan dapat memuat 84 bom Mark 82 (500 pon), atau 30 CBU-87/89/97, atau 24 JDAMS. B-1B juga dapat membawa rudal nuklir jarak pendek AGM-69A. Pesawat ini dapat terbang dengan kecepatan 1.470 km/jam dan terbang di ketinggian lebih dari 9.144 meter.

6. Tupolev Tu-160/Blackjack



Pesawat pembom strategis berkecepatan supersonik Tupolev Tu-160 (kode Nato: Blackjack) yang diproduksi oleh tupolev dan Kazan Aircraft Production Association ini didesain untuk membawa senjata nuklir dan konvensional. Dioperasikan oleh Angkatan Udara Rusia dan dibuat dalam delapan varian.

Tu-160 pertama kali terbang pada bulan Desember 1981 dan mulai dioperasikan Angkatan Udara Rusia pada April 1987. Pesawat ini mampu terbang di segala cuaca, siang dan malam dan di semua lintang geografis.

Pesawat pembom ini dapat membwa bom free-fall hingga 40.000 kilogram dan memiliki dua weapon bay yang dapat menampung 12 rudal Kh-55MS dan sampai 24 rudal nuklir jarak pendek Kh-15P. Tu-160 memiliki sistem pengisian bahan bakar di udara dan menggunakan empat mesin turbofan Kuznetsov NK-32. Maksimum kecepatan jelajahnya 2.200 km/jam dengan jangkauan terjauh 12.300 km.

7. B-2 Spirit



Dioperasikan oleh Angkatan Udara AS, B-2 Spirit adalah pesat pembom kelas berat jarak jauh dan berfitur siluman yang diproduksi oleh Northrop Grumman. Karena fitur silumannya, pesawat ini mampu menembus sistem pertahanan udara yang canggih dan rapat.

B-2 diproduksi di fasilitas Northrop Grumman di Pico Rivera dan Palmdale di California dan pertama kali terbang pada bulan Juli 1989. Sebanyak 20 unit B-2 berpangkalan di Pangkalan Angkatan Udara Whiteman di Missouri. B-2 dikerahkan saat Operasi Pembebasan Irak pada tahun 2003 dan dalam Operasi Odyssey Dawn di Libya pada tahun 2011.

Pesawat pembom multiperan ini mampu membawa senjata seberat 18.143 kilogram. Terbang di ketinggian 15.240 meter dengan jangkauan lebih dari 11.000 kilometer tanpa mengisi bahan bakar dan 18.000 kilometer dengan satu kali mengisi bahan bakar. B-2 dapat membawa senjata konvensional dan nuklir, precision-guided munitions, bom free-fall dan senjata maritim. B-2 juga dapat membawa rudal jelajah AGM-129, sekitar 80 joint direct attack munitions dan senjata penetrator Boeing.

SUMBER : ARTILERI.ORG

Kamis, 02 April 2015

5 Pesawat Tempur Rusia yang Paling Mematikan


Selama Perang Dingin, Angkatan Udara Uni Soviet adalah angkatan udara terbesar di dunia. Armada tempur udara Soviet utamanya dibuat oleh beberapa perusahaan dirgantara, yaitu Mikoyan-Gurevich, Sukhoi dan Tupolev. Perusahaan-perusahaan ini tidak hanya memproduksi pesawat dalam jumlah yang besar, namun juga berteknologi tinggi.

Setelah Uni Soviet runtuh pada tahun 1991, berbagai negara baru bermunculan dan mereka juga mewarisi berbagai pesawat tempur, serang, pembom dan transportasi, meskipun sebagian besar masih diwarisi oleh Rusia. Mendekati keruntuhan Uni Soviet, berbagai perusahaan-perusahaan dirgantara Rusia mengalami masa kritis akibat krisis ekonomi, hingga akhirnya mulai bangkit pada tahun 2000-an.

Setelah hampir seperempat abad sejak Uni Soviet runtuh, Rusia akhirnya kembali menancapkan cakarnya di udara. Mulai dari pengembangan varian-varian Sukhoi yang lebih canggih, powerfull dan mematikan, hingga upgrade pesawat-pesawat era Uni Soviet untuk memenuhi kebutuhan perang udara Rusia di masa kini dan masa mendatang.

Di bawah ini adalah 5 pesawat Rusia yang paling mematikan yang kami kutip dari laman National Interest.

1. PAK FA



PAK FA merupakan proyek penerbangan Rusia yang paling ambisius pasca berakhirnya Perang Dingin. PAK FA yang merupakan akronim dari Perspektivnyi Aviacionnyi Kompleks Frontovoi Aviacii adalah pesawat tempur generasi kelima Rusia yang dikembangkan Biro Desain Sukhoi, yang selama ini sukses dengan Su-27 Flanker-nya. PAK FA mulai dikembangkan pada bulan April 2002 setelah Sukhoi memenangkan tender desain untuk menciptakan pesawat tempur masa depan Rusia.

Permukaannya yang datar membuat pesawat siluman ini sekilas masih mirip dengan Su-27 Flanker. PAK FA diberikan kemampuan supercruise, yaitu kemampuan untuk terbang dengan kecepatan di atas Mach 1 tanpa menggunakan afterburner, dengan kata lain kecepatan tersebut dapat dicapainya hanya dengan menggunakan mesin. Pesawat ini juga dilengkapi dengan radar active electronically scanned array (AESA) dan sensor elektro-optik untuk melacak dan menyerang target. Teluk senjata internalnya (internal weapon bay) mampu membawa hingga 6 rudal jarak jauh, rudal udara ke darat, atau rudal campuran. Disimpannya rudal di teluk senjata internal (di dalam badan) berguna agar tidak merusak fitur silumannya.

PAK FA pertama kali terbang pada tanggal 29 Januari 2010, terbang selama 47 menit dari pabrik pesawat Yuri Gagarin di timur jauh Rusia. Saat ini sudah 5 prototipe PAK FA yang terbang, dengan 450 penerbangan uji coba hingga akhir 2013. PAK FA akan mulai diproduksi untuk Angkatan Udara Rusia pada tahun 2016. Dilaporkan, hingga tahun 2024, Rusia akan memperkuat armada tempur udaranya dengan 400-450 PAK FA.

2. Su-25 Frogfoot



Pada awal tahun 1968, Departemen Pertahanan Uni Soviet menginginkan pesawat khusus untuk menghancurkan kendaraan lapis baja dalam upaya memberi dukungan tempur bagi pasukan darat Uni Soviet, setelah dipensiunkannya pesawat serangan darat Ilyushin Il-2. Pesawat-pesawat tempur pembom Soviet yang ada saat itu (Su-7, Su-17, MiG-21 and MiG-23) juga tidak cocok melakukan dukungan udara jarak dekat bagi pasukan darat, karena tidak dilengkapi lapisan armor untuk melindungi pilot dan kecepatan penerbangannya yang tinggi menyulitkan kontak visual pilot dengan target. Akhirnya Su-25 mulai dikembangkan pada tahun 1972 dan terbang pertama kali pada 22 Februari 1975.

Seperti halnya pesawat A-10 Amerika Serikat, Su-25 dirancang untuk serangan darat jarak dekat. Su-25 digambarkan sebagai truk sarat mutan dengan sepuluh cantelan untuk membawa bom, peluncur roket, rudal udara ke permukaan dan rudal udara ke udara. Su-25 juga dilengkapi dengan kanon GSh-30-2 30 mm untuk mengatasi target kecil di darat.

Su-25 telah diterjunkan dalam berbagai konflik di dunia, mulai dari pendudukan Soviet di Afghanistan pada 1979-1989, perang di Chechnya, Perang Teluk Persia, dan sekarang konflik di Ukraina. Versi baru standar Su-25 SM, dilakukan upgrade pada airframe, head up display, sistem navigasi satelit GLONASS dan radar penerima peringatan. Sekitar 195 unit Su-25 dari berbagai varian yang kini dioperasikan Rusia.

3. Tu-95 "Bear"



Salah satu pesawat tertua namun termasuk yang paling efektif dalam gudang persenjataan udara Rusia adalah Tupolev Tu-95 "Bear". Tu-95 adalah pesawat pembom yang desainnya sudah berusia 60 tahun lebih. Angkatan Udara Rusia mempercayakan misi serangan jarak jauh kepada Tu-95, termasuk penerbangannya ke 50 mil dari garis pantai California, Amerika Serikat.

Karena semakin canggihnya sistem pertahanan udara Amerika Serikat, membuat sulit bagi Tu-95 menembus wilayah Amerika Serikat. Akhirnya Tu-95 berevolusi menjadi pesawat pembawa rudal jelajah nuklir, membawa satu rudal jelajah nuklir Raduga Kh-20.

Tu-95 juga berevolusi menjadi pesawat patroli dan pesawat intai maritim. Kecepatannya yang tinggi dan jangkauannya yang jauh membuatnya mampu mengawasi konvoi armada Atlantik Utara dan kemudian menyerang mereka dengan rudal jelajah atau dengan menyerahkannya ke kekuatan udara lain atau kekuatan laut.

Setelah absen sekian lama sejak Perang Dingin berakhir, pembom-pembom ini mulai kembali melakukan patroli penerbangan jarak jauh. Pada tanggal 4 September, dua pembom Tu-95 terbang dari Rusia barat menuju pesisir timur Amerika Serikat. Bertepatan selama KTT NATO di Wales di mana aliansi membahas situasi di Ukraina. Saat ini sekitar 58 unit Tu-95 yang masih dioperasikan Angkatan Udara Rusia.

4. Tu-160



Pesawat pembom kelas berat yang terakhir diproduksi oleh Uni Soviet adalah Tu-160 Blackjack. Diproduksi antara tahun 1980-1992, Blackjack merupakan pembom tercanggih Rusia saat ini, mampu beroperasi di segala cuaca baik siang maupun malam hari sambil membawa banyak rudal jelajah nuklir.

Di awal 1970-an, Uni Soviet menginginkan pesawat pembom berkecepatan tinggi yang mampu melakukan penetrasi ke wilayah udara musuh baik di ketinggian tinggi maupun rendah, mampu lepas landas dan mendarat di jarak yang pendek, sehingga bisa dioperasikan di lapangan udara kecil. Akhirnya setelah masa pengembangan yang lama, Tu-160 yang pertama terbang pada 18 Desember 1981.

Dijuluki "White Swan" di Rusia, dengan sayap yang bisa menyapu (dilipat ke belakang), bentuk ramping, dan mesin turbofan yang dipasang di bawah badan pesawat. Tu-160 merupakan pembom unik dan mematikan.

Tu-160 memiliki kecepatan maksimum 2.000 kilometer per jam dan jangkauan 14.000 kilometer tanpa perlu mengisi bahan bakar selama perjalanannya. Untuk menambah jangkauannya, Tu-160 dapat diisi bahan bakar (dengan air refueling) oleh pesawat tanker Il-78.

Tu-160 mampu membawa 22 ton persenjataan pada dua teluk senjata eksternalnya, termasuk rudal jelajah nuklir Raduga Kh-55. Kh-55 merupakan rudal low-observable, bertenaga turbofan dengan jangkauan lebih dari 2.500 kilometer. Tu-160 mampu membawa hingga 12 Kh-55.

Untuk tujuan defensif, sistem pertahanan diri Baikal akan mendeteksi dan mengacaukan sistem pertahanan udara musuh. Sistem deteksi termalnya dapat mendeteksi rudal atau pesawat musuh yang masuk, kemudian menyerangnya dengan rudal atau mempertahankan diri dengan melepaskan flare.

Tiga puluh lima Tu-160 telah dibangun oleh Uni Soviet dan Rusia. Hanya 16 unit yang kini digunakan oleh Rusia. Meskipun bukan termasuk bomber berbadan besar, namun jika 16 unit ini disatukan makan dapat meluncurkan 192 rudal jelajah nuklir Kh-55, yang setiap rudal kekuatannya setara 200 kiloton TNT. Sebagai pembanding, bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima, Jepang, hanya berkekuatan sekitar 16 kiloton.

5. Su-35 Flanker



Teknologi Sukhoi Su-35 berada di antara Su-27 tua dan PAK FA, dan menjadi solusi sementara Rusia untuk mengisi kesenjangan kekuatan udara hingga akhirnya PAK FA diproduksi dalam jumlah mencukupi. Pada beberapa hal, Su-35 merupakan perpaduan dari kedua generasi pesawat tersebut, menyerupai Su-27 namun beberapa sistemnya juga digunakan oleh PAK FA.

Sistem senjata, propulsi (mesin) dan avionik telah ditingkatkan. Radar AESA Erbis-E mampu mendeteksi pesawat lain hingga jarak 400 km. Untuk pertahanan diri, Su-35 dilengkapi dengan sistem peperangan elektronik Khibiny-M, serta KNIRTI SAP 14 dan 518 jammers, yang secara bersama-sama dapat mengacaukan radar NATO. Jammers-nya juga bisa mengirimkan sinyal palsu untuk mengecoh radar musuh.

Dua mesin Su-35, varian dari NPO Saturn AL-41 yang juga mirip dengan versi yang digunakan PAK FA, serta thrust vectoring nozzle memberikannya kemampuan dan kualitas manuver yang luar biasa dalam pertempuran udara. Badan pesawat ini terbuat dari titanium, untuk mengurangi bobotnya namun meningkatkan kekuatannya. Sebagain besar bidang utama badan Su-35 menggunakan bahan penyerap radar, artinya pesawat ini semi siluman (diperkuat lagi dengan jammers).

Soal senjata, Su-35 mampu membawa berbagai jenis senjata dalam jumlah yang besar. Pesawat ini memiliki 19 cantelan untuk membawa senjata, jammers, tanki bahan bakar eksternal dan sensor tambahan. Su-35 selama ini hanya terlihat membawa dua jenis rudal yaitu K-77ME, versi ramjetnya dari rudal udara ke udara JK-77, dan KH-59, rudal untuk serangan darat. Hingga tahun depan, Rusia akan memiliki 48 unit Su-35. 
SUMBER :ARTILERI.ORG

5 Pesawat Serang Paling Mematikan Tahun 2015

Pesawat serang untuk misi close air support (CAS) atau dukungan udara jarak dekat bagi pasukan darat saat ini tidak banyak lagi dikembangkan. Untuk melakukan 'misi kotor' memborbardir pasukan darat musuh, angkatan-angkatan udara saat ini cenderung lebih memilih menggunakan pesawat tempur pembom yang membawa amunisi precision-guided. Namun apapun itu, selama puluhan tahun bahkan hingga saat ini, pesawat serang taktis telah menjadi salah satu kekuatan udara penting untuk misi penghancuran pasukan musuh dan memberikan bantuan bagi pasukan darat.

Di bawah ini adalah lima pesawat serang modern yang berperan sebagai pesawat serangan darat. Semua pesawat ini khusus untuk menyerang pasukan musuh dalam situasi taktis, bukan strategis.

1. A-10 "Warthog"



A-10 Warthog lahir saat terjadinya perselisihan di tubuh militer AS. Di akhir tahun 1960-an, terjadi "perang" antara Angkatan Darat AS dan Angkatan Udara AS yang masing-masing ingin mengembangkan pesawat dukungan udara. Angkatan Darat AS mengembangkan helikopter serang Cheyenne, sedangkan Angkatan Udara AS mengembangkan pesawat YA-9. Kedua prototipe pesawat berhasil dibuat, namun karena dianggap bermasalah akhirnya kedua dibatalkan. Meskipun begitu, YA-9 adalah cikal bakal dari lahirnya A-10, yang bersenjata berat dan khusus untuk 'membunuh' tank Uni Soviet.

A-10 sukses menjalankan misinya selama Perang Teluk, mendatangkan malapetaka bagi konvoi tank Irak. A-10 juga terjun dalam perang di Irak dan Afghanistan, dan baru-baru ini juga melakukan penyerangan terhadap ISIS. Pesawat ini terbukti sangat efektif, terbang dengan kecepatan rendah, dan berkeliaran mencari mangsa untuk waktu yang lama.

Angkatan Udara AS beberapa kali mewacanakan akan memensiunkan A-10, bahkan sejak tahun 1980-an. Pesawat ini dianggap tidak lagi cocok dalam situasi pertempuran modern saat ini, dan pesawat pembom multiperan seperti F-16 hingga F-35 dianggap lebih aman digunakan untuk menjalankan misi semacam ini.

2. Su-25 "Frogfoot"



Su-25 adalah pesawat yang terbang lambat, dilapisi dengan armor, dan mampu membawa senjata dalam jumlah yang besar. Su-25 dirancang untuk misi penyerangan di sepanjang Central Front dalam konflik NATO - Pakta Warsawa.

Su-25 telah terjun langsung dalam berbagai pertempuran. Su-25 pertama kali diterjunkan saat invasi Uni Soviet ke Afghanistan, dengan misi sebagai pesawat counter insurgency (COIN). Angkatan Udara Irak juga menggunakan Su-25 secara luas dalam Perang Irak-Iran. Su-25 juga telah banyak digunakan dalam perang yang terkait dengan runtuhnya Uni Soviet, seperti Perang Rusia - Georgia pada tahun 2008 dan perang di Ukraina saat ini. Sebelum kejadian ditembaknya pesawat sipil Malaysia di Ukraina beberapa waktu lalu, MANPAD (peluncur rudal bahu) pemberontak Ukraina pro Rusia beberapa kali telah menembak jatuh Su-25 Ukraina. Tahun lalu, ketika diketahui Tentara Nasional Irak tidak lagi mampu mengatasi ISIS, Su-25 "Frogfoot" kembali menjadi sorotan karena Iran yang menawarkan bantuan Su-25 angkatan udaranya.

3. Embraer Super Tucano



Secara lahiriah, bentuk Embraer Super Tucano cukup sederhana. Terlahir di zaman modern, namun fisik pesawat ini lebih mirip pesawat P-51 Mustang Amerika, pesawat tujuh puluh tahun lalu. Super Tucano merupakan pesawat serang ideal, mampu melacak pemberontak, dan menargetkan dan memaksa mereka keluar dari persembunyian, dan terus berkeliaran hingga misinya usai. Super Tucano dianggap sebagai pesawat COIN yang sempurna.

Super Tucano saat ini diterbangkan oleh belasan Angkatan Udara di Amerika Selatan, Afrika dan Asia. Pesawat ini sangat membantu Brasil (produsen) dalam memantau pedalaman hutan Amazon yang luas, dan memfasilitasi perjuangan Kolombia melawan pemberontak FARC. Angkatan Udara Dominika juga menggunakan Super Tucano untuk melawan perdagangan obat bius, sedangkan Indonesia salah satunya menggunakan pesawat ini untuk memburu bajak laut.

Angkatan Udara AS juga memiliki satu skadron Super Tucano, yang digunakan untuk meningkatkan efektivitas serangan udara Angkatan Udara Afghanistan. Super Tucano sangat berguna bagi Angkatan Udara Afghanistan, mudah diterbangkan dan dirawat, dan cocok untuk situasi pertempuran menghadapi Taliban.

4. Lockheed Martin AC-130 Spectre



Di awal Perang Vietnam, Angkatan Udara AS (USAF) menginginkan pesawat yang besar dan bersenjata berat yang mampu terus berkeliaran di medan perang, dan memberikan bantuan tembakan ketika tentara Vietkong menyerang, atau memborbardir lokasi persembunyiannya. USAF awalnya mengembangkan AC-47 "Spooky," sebuah pesawat angkut C-47 yang dilengkapi dengan senjata.

Spooky memang cukup efektif, dan USAF menganggap bahwa pesawat yang lebih besar kemungkinan akan lebih baik. Maka dikembangkanlah pesawat serang dari pesawat angkut C-130 Hercules, hasilnya AC-130 yang sangat besar untuk ukuran pesawat CAS. AC-130 terbang lambat dan benar-benar memberikan ancaman bagi musuh. Meskipun begitu, beberapa AC-130 hilang selama Perang Vietnam, dan satu yang lainnya jatuh karena rudal MANPAD saat Perang Teluk.

Saat menyerang, AC-130 benar-benar akan melumatkan posisi musuh berkeping-keping. Mampu mengorbit di posisi musuh secara terus menerus, dan menembakkan senjata berat. AC-130 digunakan AS dalam Perang Vietnam, Perang Teluk, invasi Panama, konflik Balkan, Perang Irak dan Perang Afghanistan.

5. Textron Scorpion



Textron Scorpion memang belum pernah diterjunkan dalam peperangan atau misi penyerangan khusus karena pesawat ini memang baru dikembangkan. Tapi pesawat ini bisa jadi akan sedikit mengubah pasar penerbangan militer di abad 21. Scorpion adalah pesawat subsonik yang membawa persenjataan berat. Senjata yang dibawanya memang tidak sebanyak A-10 apalagi Su-25, namun dilengkapi dengan avionik canggih dan cocok untuk misi penyerangan dan ISR.

Scorpion berpotensi menjadi pesawat penting banyak Angkatan Udara di dunia. Dalam dua dekade terakhir banyak angkatan udara yang enggan mengembangkan atau membeli pesawat CAS semacam ini, mereka lebih memilih pesawat tempur pembom multiperan. Namun mengingat biaya pengoperasian pesawat-pesawat tersebut sangat mahal, dan fakta banyak angkatan udara yang menggunakan pesawat tempur untuk untuk patroli di perbatasan, maka Scorpion ataupun Super Tucano akan sangat menghemat anggaran.
SUMBER : ARTILERI.ORG

8 Helikopter SAR Terbaik di Dunia


Helikopter SAR (search and rescue) modern saat ini, seperti S-92, AW101 dan S-70i menawarkan kemampuan yang baik untuk misi SAR. Artileri mengurutkan 8 helikopter SAR terbaik berdasarkan jangkauan, fleksibilitas, peralatan dan kapasitasnya.

1. Helikopter S-92 SAR

Helikopter S-92 SAR adalah helikopter multiperan segala cuaca yang diproduksi oleh Sikorsky Aircraft. Kokpit S-92 yang terintegrasi dengan Automatic Flight Control System (AFCS) termasuk radar cuaca, pencitra termal, dan sensor pencari lainnya, memungkinkannya untuk terbang ke lokasi dengan cepat dan tepat. S-92 varian SAR ini mampu mengangkut 10 penumpang, sistem flotasi darurat dan satu 21-man life raft.



Kabin S-92 yang luas dapat mengakomodasi peralatan dan sistem SAR, seperti forward looking infrared radar (FLIR) operator console, peta digital, tangki bahan bakar tambahan, dual rescue hoist with spot light, satu atau dua triple NATO-standard litter kits, wire strike protection dan cargo hook.

Penumpang dapat dengan mudah masuk ke kabin melalui pintu geser sisi kanan dan pintu belakang yang lebarnya 2,13 m. S-92 mampu menyelamatkan dua korban di kejauhan 380 km dan sepuluh korban di kejauhan 334 km hanya dengan bahan bakar internalnya.

2. Helikopter AW101 SAR

Helikopter AgustaWestland AW101 SAR memiliki jangkauan lebih dari 1.300 km dan dapat menampung hingga 30 korban, 16 pasien dengan tandu atau muatan hingga 5.000 kg.



Helikopter ini terintegrasi dengan radar cuaca./pencarian, sistem elektro-optik, pintu geser dan jalan belakang yang besar, fast roping/abseiling kit, lampu pencarian dan pengeras suara, kargo kait, peralatan flotasi darurat dan dua 14-man life rafts.

3. Helikopter S-70i SAR

Merupakan derivat dari helikopter Black Hawk, S-70i SAR didesain khusus untuk melakukan tugas SAR menantang.



Kokpit S-70i dilengkapi dengan sistem kontrol penerbangan otomatis ganda yang sepenuhnya terintegrasi dengan mode SAR. S-70i dilengkapi dengan FLIR, SAR direction finder, underwater beacon dan external electric rescue hoist.

S-70i dapat dilengkapi dengan lampu pencarian Nightsun, radar cuaca berwarna, personnel locator system, emergency locator transmitter, dan peralatan pengukur jarak. S-70i dapat terbang untuk misi SAR dalam radius sekitar 250 km selama hampir tiga jam.

4. Helikopter S-76D SAR

Helikopter S-76D SAR didesain untuk memenuhi seluruh jenis operasi SAR saat ini. S-76D dilengkapi dengan SAR coupled autopilot dan stasiun observasi yang menampilkan output dari sistem pencitraan siang-malam untuk kru.



S-76D dapat dilengkapi dengan FLIR, charge-coupled device (CCD) cameras, perangkat pencitraan multi sensor, radar cuaca, lampu pencarian SX5 atau SX16, kerekan penyelamatan, sistem rappelling dan/atau fast rope, dan tanki bahan bakar tambahan. Pintu kabin geser dan peralatan rappelling atau fast rope memastikan kecepatan S-76D dalam melaksanakan aksi SAR.

Kabin S-76D yang besar dan fleksibel mampu mengangkut hingga 12 orang dan peralatan pendukung. Dengan bahan bakar internal, helikopter ini mampu terbang selama empat jam.

5. Helikopter AW189 SAR

AW189 adalah helikopter yang dikonfigurasi untuk menjalani misi SAR saat ini dan di masa mendatang, termasuk misi SAR yang menantang. Helikopter ini telah digunakan oleh Departemen Transportasi Inggris untuk menjalankan misi SAR selama lebih dari 10 tahun.



Kombinasi jangkauan dan muatannya yang besar memungkinkan AW189 untuk menjalankan misi SAR jarak jauh. Helikopter ini diawaki oleh satu atau dua pilot dan mampu mengangkut 16-18 penumpang.

Helikopter AW189 SAR mampu ditumpangi delapan korban dan beberapa tandu, terintegrasi dengan FLIR/TV, lampu pencarian terkontrol, sistem pemetaan Honeywell dan beberapa sistem komunikasi lainnya. Helikopter ini memiliki jangkauan maksimum 370 km saat membawa 12 penumpang.

6. Helikopter EC225 Super Puma

Helikopter EC225 Super Puma buatan Eurocopter Group didesain untuk menjalankan misi SAR di segala cuaca.



Helikopter ini terintegrasi dengan sensor, sistem referensi inersia, FLIR, dan sistem radar untuk memenuhi semua kebutuhan misi SAR. Fitur uniknya, seperti melayang kurang dari 1 meter menjadikan helikopter ini sebagai helikopter yang andal untuk menjalankan misi SAR.

EC225 dilengkapi dengan enam kursi dan untuk medis hingga tiga tandu. EC225 memiliki jangkauan maksimum 1.135 km dengan data tahan terbang 5 jam 36 menit.

7. Helikopter AW139 SAR

Kecepatan jelajah yang tinggi dan kapasitas muatan AW139 yang besar dan dikombinasikan dengan OEI yang baik, menjadikannya sebagai helikopter yang andal untuk misi SAR bahkan di lingkungan yang ekstrem.



AW139 mengintegrasikan radar pencarian/cuaca, sistem FLIR/low light television (LLTV), empat bag floatation system, dua 17-man external life rafts ekternal, lampu pencarian, external rescue hoist, ice detection dan active protection system. 4-axis auto pilot memungkinkan helikopter ini untuk auto hover, modus SAR dan pencarian.

AW139 SAR mampu membawa satu atau dua pilot dan 12 penumpang. Mampu terbang sejauh 927 km dengan membawa beban maksimum. Daya tahan maksimumnya di ketinggian 6.000 kaki dengan bakar 1.654kg (tidak ada bahan bakar cadangan) adalah 5 jam 56 menit.

8. Helikopter EC725

Helikopter EC725 dari Eurocopter Group adalah helikopter multiperan yang cocok untuk misi SAR dan CSAR (Combat Search and Rescue). Mampu dioperasikan dari kapal dan darat untuk melakukan misi di situasi yang kompleks.



Kokpitnya mengusung four-axis dual duplex digital AFCS, sistem manajemen penerbangan Doppler, mode GPS dan SAR. Helikopter ini dilengkapi dengan berbagai peralatan SAR seperti radar pencarian dan cuaca, kamera TV/IR, eye-safe laser telemeter, double hoist, emergency floatation system, instalasi pembawa untuk korban tandu, locator dan pengeras suara dan sorot.

Jangkauan EC725 SAR dapat ditingkatkan dengan pengisian bahan bakar tambahan (belakang) 990l. Helikopter ini memiliki jangkauan maksimum 1.339 km dan dapat terus terbang di udara selama 6,5 jam tanpa perlu mengisi bahan bakar.

SUMBER : ARTILERI.ORG