Sabtu, 21 Maret 2015

Kelas Kirov, Kapal Perang Besar dan Menakutkan dari Rusia

Kirov

Kelas Kirov Rusia dijuluki oleh Barat sebagai "Battle Cruiser" karena ukurannya yang besar dan persenjataan berat yang diusungnya. Kirov bukanlah kapal baru, melainkan kapal perang peninggalan era Perang Dingin yang sangat menakutkan, yang menjadi salah satu alasan utama bagi pemerintah Amerika Serikat kala itu (masa Reagan) untuk meng-upgrade dan mengoperasikan kembali kapal perang Kelas Iowa.

Saat ini Rusia hanya mengoperasikan satu dari empat "monster" 252 meter ini, yaitu "Pyotr Velikiy" atau "Peter The Great," yang menjadi kapal unggulan Armada Utara Rusia. Kapal ketiga dari kelas Kirov, "Admiral Nakhimov," sedang dimodernisasi dan baru akan kembali beroperasi pada akhir dekade ini, dan kapal kedua "Admiral Lazarev," segera akan di-upgrade dan baru akan diluncurkan pada awal 2020 nanti. Sedangkan upgrade untuk kapal pertama, "Admiral Ushakov" yang sebelumnya bernama Kirov, masih dalam tahap perencanaan.

Kirov mulai dioperasikan pada tahun 1980, adik-adiknya kemudian lahir setiap 4 tahun, kecuali Kelas Kirov yang terakhir yaitu Peter The Great, baru ditugaskan pada tahun 1998 akibat terkendala krisis keuangan menjelang runtuhnya Uni Soviet.

Saat siap tempur atau bermuatan penuh, kapal ini berbobot benaman 28.000 ton, tiga kali lebih berat dari kapal Kelas Ticonderoga Amerika Serikat namun masih lebih kecil dari Kelas Iowa yang sudah non aktif. Kirov mengandalkan dua reaktor nuklir dan dua turbin uap yang total menghasilkan daya 140.000 hp. Kombinasi 2 jenis propulsi ini memungkinkan Kirov berlayar dengan kecepatan lebih dari 30 knot untuk sekitar 1.600 km. Sedangkan ketika berlayar hanya dengan menggunakan tenaga nuklir, tanpa dorongan turbin, kapal ini bisa mempertahankan kecepatan 20 knot secara kontinyu.


Lebih dari 700 pelaut yang mengoperasikan kapal besar ini, yaitu sekitar dua kali lebih banyak dari Kelas Ticonderoga Amerika Serikat. Banyaknya pelaut yang diangkut menjadi masuk akal ketika kita mengetahui berapa banyak sistem dan senjata pada Kirov. Kirov lengkap dengan senjata, roket, sistem peluncur rudal vertikal dengan ratusan rudal.

Kirov dibangun oleh Uni Soviet untuk mengatasi kapal-kapal induk Amerika Serikat yang besar, selain tentunya untuk memodernisasi angkatan lautnya sendiri. Serangan ofensif utama dari kapal ini berasal dari 20 buah rudal jarak jauh anti kapal SS-N-19 "Shipwreck". Rudal yang berbobot 7,5 ton dan panjang 10 meter ini ibarat robot kamikaze, yang diluncurkan secara salvo setidaknya empat rudal dan secara tim akan menyerang target yang berjarak 500 km jauhnya secara mandiri dengan kecepatan supersonik. Setelah diluncurkan, salah satu rudal akan terbang lebih tinggi sebagai komando bagi 3 rudal lainnya yang terbang di ketinggian rendah. Jika rudal pemimpin ini hancur (misal karena sistem pertahanan rudal), maka rudal lain akan naik menggantikan posisinya. Dan terus berlanjut hingga semua rudal tersebut hancur atau mengenai target.

Untuk penargetan awal, rudal SS-N-19 menggunakan active radar homing atau home on jam sebagai terminal guidance dan dapat menggunakan data sensor pihak ketiga (kapal patroli maritim, helikopter kapal, dan satelit). Diduga, rudal-rudal ini juga menerima update di tengah perjalanannya dengan cara yang sama dan selanjutnya "gerombolan" rudal ini mengandalkan sistem navigasi inersia dan data link sendiri untuk menemukan jalan ke target. Hal inilah yang menjadi kekhawatiran terbesar kelompok kapal induk AS selama Perang Dingin.

Untuk pertahanan udara, Kirov menggunakan sistem rudal permukaan ke udara jarak jauh S-300F dan S-300FM versi baru. Rudal ini terbang mendekati kecepatan hipersonik dan dapat menjangkau sekitar 161 km dari titik peluncurannya. Versi yang lebih baru, S-300FM, disebut sangat efektif mengatasi rudal balistik jarak pendek. Mereka bahkan bisa menembak jauh ke horizon dan secara mandiri memindai targetnya layaknya rudal jelajah yang terbang rendah. Peter The Great membawa 96 rudal permukaan ke udara ini, yang biasanya terbagi dua yaitu 48 S-300F dan 48 S-300FM.



Untuk ancaman udara yang lebih dekat, Peter The Great dilengkapi sepasang menara pertahanan rudal OSA-MA, masing-masing 20 putaran. Rudal yang dipandu radar ini bisa ditembakkan dengan cepat dan dapat mengintersep beberapa target di jarak sekitar 13 km, bahkan meskipun target bergerak dengan kecepatan tinggi. Selain itu, menara OSA-MA juga dilengkapi dengan sistem peluncur rudal vertikal yang setidaknya bisa menembakkan 128 putaran rudal permukaan ke udara jarak pendek SA-N-9 "Gauntlet". Sistem rudal ini merupakan versi maritim dari sistem pertahanan rudal TOR yang sudah diekspor Rusia ke berbagai negara di dunia. Rudal ini dapat ditembakkan dengan cepat dan menghancurkan target pada jarak 10 km.

Pertahanan udara terakhirnya adalah enam close-in weapon system (CIWS) "Kashtan" yang dilengkapi sepasang radar dan elektro-optik dengan rate of fire tinggi dari amunisi 30 mm dan delapan rudal jarak pendek 9m311. Di bawah CIWS Kashtan, masih ada lebih dari 192 rudal 9m311 dan ribuan amunisi 30 mm yang dapat direload dengan cepat.

Kirov juga dilengkapi dengan AK-130 dual-gun yang menghadap ke landasan helikopter. Meriam 130 mm dua laras ini memiliki akurasi efektif kurang lebih 16 km. AK-130 akan dipandu dengan radar, optik atau dukungan elektronik lainnya dan juga dapat difungsikan untuk peran anti-pesawat. Menaranya sendiri dikendalikan secara remot atau jarak jauh.

Selain senjata anti permukaan dan anti udara, Kelas Kirov juga dilengkapi dengan kemampuan anti-kapal selam yang mematikan. Dek helikopter di buritan Kirov mengoperasikan helikopter anti kapal selam Ka-25/27. Kirov sebenarnya bisa mengakomodasi lima helikopter meskipun seringkali hanya 3 helikopter yang dibawa. Helikopter ini dipersenjatai dengan torpedo dengan data penargetan kapal selam yang akurat. Kirov juga membawa 10 tabung yang mampu meluncurkan roket torpedo SS-N-16 "Stallion". Pada dasarnya ini adalah roket yang mampu terbang sejauh 80 km, tapi kemudian menjatuhkan torpedo tepat di atas kapal selam musuh. Yang terakhir, ada tiga peluncur roket anti kapal selam (RBU-1000 dan RBU-1200) yang masing-masing mengemas empat dan lima lusin roket jarak pendek anti kapal selam.

SUMBER : ARTILERI.ORG

NAZI Pernah Ciptakan Senjata Terbesar di Dunia

Gustav Gun Jerman

Adolf Hitler pernah memerintahkan pembangunan senjata terbesar di dunia, yaitu Gustav Gun. Pada tahun 1939, Hitler menemui kesulitan dalam menembus pertahanan kuat Prancis di sepanjang pertahanannya dengan Jerman dan Italia. Prancis telah membangun benteng pertahanan sepanjang 1.500 kilometer yang terdiri dari penghambat tank dan senapan mesin.

Sebelum senjata Gustav Gun berhasil dikembangkan untuk digunakan menembus pertahanan Prancis, Hitler memutuskan untuk menyerang Prancis melalui Belgia, di mana disana Pertahanan prancis yang terlemah.

Meskipun berhasil menginvasi Prancis, pembangunan Gustav Gun terus dilakukan, dan pada tahun 1941 produsen senjata Jerman Friedrich Krupp AG berhasil membuatnya. Nama Gustav sendiri diambil dari nama Gustav Krupp von Bohlen und Halbach, kepala keluarga perusahaan Krupp.

Berat artileri ini hampir 1.500 ton dan harus dibongkar sebelum dapat dipindahkan karena terlalu berat apabila dibawa dalam keadaan utuh di rel (padahal senjata ini memang sudah ditempatkan di atas rel mobile). Tingginya sekitar 11,6 meter, lebar sekitar 6 meter, dan panjang sekitar 43 meter. Untuk memindahkan, memasang dan menyiapkannya agar siap menembak, dibutuhkan 500 personel awak yang dikomandani seorang Mayor Jenderal. Butuh waktu sekitar tiga hari untuk memasangnya kembali dan siap untuk ditembakkan.




Laras meriam ini berdiameter sekitar 80 cm dan menggunakan sekitar 1.360 kg bubuk mesiu untuk menembakkan proyektilnya. Artileri ini memiliki dua jenis proyektil, proyektil daya ledak tinggi (HE) 4.763 kg dan dan proyektil penetrasi beton (bunker buster) 7.484 kg.

Dengan ketinggian penembakan maksimum 48 derajat, amunisi berdaya ledak tinggi dapat mencapai target di kejauhan 48 km, dan amunisi penetrasi beton dapat mencapai target 37 km. Proyektil berdaya ledak tinggi berpotensi menciptakan kawah sedalam 9 meter jika mencapai target, sedangkan proyektil penetrasi beton dapat menembus beton dengan ketebalan 7 meter.

Gustav Gun tidak pernah digunakan Hitler untuk melawan Prancis, hanya pernah digunakan di Sevastopol di Crimea (Ukraina) dan untuk Pemberontakan Warsawa. Gustav Gun menembakkan 300 peluru di Sevastopol (dengan rate of fire 14 putaran per hari) dan 30 peluru di Warsawa. Tak lama setelah itu, Gustav Gun ditangkap oleh pasukan sekutu, kemudian dipreteli dan dihancurkan berkeping-keping.

Gustav Gun sebenarnya memiliki saudara yaitu Dora, sebuah artileri serupa dengan biaya pembuatan sekitar DM7 juta (sekitar USD 4 juta). Dora dihancurkan oleh Jerman sendiri karena tidak ingin jatuh ke tangan pasukan Uni Soviet yang maju menyerang. Pada tahun 1945, Jerman tidak sanggup lagi melanjutkan upaya perang mereka dan akhirnya perang pun berakhir.

SUMBER : ARTILERI.ORG

Sabtu, 14 Maret 2015

Kapal Perang Canggih Termahal di Dunia

Kendaraan militer yang kuat dan canggih menjadi salah satu indikator majunya ekonomi sebuah negara. Membentuk militer kuat membutuhkan dukungan keuangan untuk mempertahankan kedaulatan sebuah negara.

Banyak negara kaya rela mengeluarkan uang hingga miliaran dolar Amerika demi melengkapi persenjataan dan kendaraan perang. Kendaraan perang canggih dengan harga selangit juga berpotensi mengubah keseimbangan dalam hal kekuatan militer.

Kendaraan militer paling mahal di dunia menjadi platform teknologi canggih yang mampu mendatangkan kehancuran. Hampir semua kendaraan militer mahal digunakan untuk merusak seperti kapal selam, kapal induk yang dikemas dengan rudal, reaktor nuklir dan mesin kuat dengan berbagai jenis hulu ledak.

Dilansir dari The Richest, sebagian besar kendaraan militer termahal di dunia ini dimiliki negara Amerika Serikat. Berikut deretan kendaraan militer termahal di dunia:

1. USS Gerald Ford



Kendaraan militer termahal di dunia adalah USS Gerald Ford. Harga armada kapal induk Amerika ini mencapai USD 13 miliar atau setara dengan Rp 171,3 triliun. Panjang kapal ini mencapai 1.106 kaki dan hampir tidak terdeteksi oleh radar.

Kapal ini mempunyai landasan pacu ganda untuk pesawat tempur dan mampu menampung 5.000 penumpang termasuk marinir dan pelaut. Biaya untuk penyelesaian kapal ini akhirnya lebih tinggi sekitar USD 3 miliar dari taksiran awal. Naiknya biaya karena penundaan dan pemasangan alat baru serta teknologi rahasia.

2. HMS Queen Elizabeth



HMS Queen Elizabeth adalah kapal induk raksasa milik Inggris. Harga Kapal dengan panjang 918 kaki dan lebar 229 kaki ini mencapai USD 9,3 miliar. Kapasitas kapal induk ini mampu mengangkut 1.600 personil. Kapal induk dengan berat 65.000 ton ini mampu menjelajahi laut hingga 10.000 mil tanpa harus mengisi bahan bakar.

Anggaran awal pembuatan kapal ini juga menggelembung hampir dua kali lipat. Tingginya biaya untuk menambah otomatisasi di kapal besar yang hanya dibuat oleh 679 orang. Masalah lainnya yang membuat dana bertambah adalah keterlambatan pembuatan Lightning II untuk pesawat pembom siluman yang seharusnya mengisi dek penerbangan kapal induk ini.

3. DDG 1000 Zumwalt ( Destroyer Class )



Biaya pembuatan Kapal perang siluman yang dirancang untuk menyelinap pertahanan terakhir ini awalnya hanya USD 3,8 miliar. Namun demikian, pembuatan biaya kapal perang sangat canggih ini melejit hingga USD 7 miliar.

Naiknya harga hingga dua kali lipat disebabkan beberapa faktor, salah satunya karena pemasangan teknologi mutakhir. Kabarnya, di radar musuh kapal ini hanya akan terdeteksi sebesar kapal nelayan biasa.

4. HMS Astute



HMS Astute adalah kapal selam kelas Nimitz yang baru baru ini terjebak di Skotlandia setelah kandas selama melakukan transfer pasukan ke pantai. Meski memiliki mesin nuklir yang mampu mendorong hingga 30 knot, mengeluarkan kapal akhirnya tetap memanggil kapal derek dan menariknya.

HMS Astute adalah kapal selam canggih yang dilengkapi torpedo yang dapat tenggelam hingga 30 mil. Kapal ini mampu meluncurkan torpedo hingga kejauhan 1.000 mil. Harga atau nilai kapal ini mencapai USD 5,5 miliar.

5. Charles de Gaulle


Charles de Gaulle adalah kapal induk Perancis yang menuai kontroversi selama puluhan tahun. Kapal induk senilai USD 4 miliar ini terdiri dari dua reaktor bertenaga nuklir yang bisa menghasilkan energi 117.000 kilowatt dan 4 generator diesel.

Kapal induk ini mampu menampung 40 pesawat tempur serta 1.900 personil. Panjang kapal ini mencapai 859 kaki dan lebar 206 kaki. Awal Januari 2015 dilaporkan bahwa Perancis akan mengirimkan kapal ini ke Teluk Persia sebagai bentuk kampanye melawan ISIS.
6. USS America



USS America adalah salah satu kapal perang terbaru milik Angkatan laut Amerika Serikat. Kapal ini digerakkan oleh sistem turbin berbahan bakar gas. Kendaraan perang seharga USD 3,4 miliar ini dalam sekali beroperasi mampu menjelajahi laut sejauh 11.000 mil pada kecepatan 16 knot dan 22.000 mil pada kecepatan 12,5 knot.

Kapal induk ini juga mampu membawa 34 pesawat tempur dan sekitar 18.300 meter persegi dek kapal digunakan untuk menyimpan kendaraan perang. Dalam kapal terdapat ruangan seluas 120.000 meter persegi untuk penyimpanan khusus peralatan tempur dan kebutuhan lainnya.

SUMBER : MERDEKA.COM

Misteri Huruf 'Y' Raksasa di Planet Venus Terpecahkan



Sejak pertama kali memotret planet Venus dengan kamera infra merah, ilmuwan dibuat penasaran dengan sebuah pola aneh di permukaan Venus yang berbentuk huruf 'Y'. Setelah bertahun-tahun, misteri itu akhirnya mulai tersibak.

Institut Astrofisika di Andalusia (IAA) di Spanyol baru saja mengumumkan teori terbaru yang mampu menjawab misteri huruf 'Y' di permukaan Venus. Menurut ilmuwan IAA, huruf 'Y' itu disebabkan oleh angin super dengan kecepatan di luar nalar manusia.

Bagaimana tidak, IAA mengatakan bila angin tersebut berkecepatan 360 kilometer per jam! Kecepatan itu melebihi top speed dari mobil Formula 1 yang 'hanya' 320 kilometer per jam.

Dengan kecepatan super, angin itu bisa mengitari Venus setidaknya empat sampai lima hari sekali (waktu bumi). Ini belasan kali lebih cepat dari kecepatan putar planet Venus. Ya, untuk satu kali putaran (satu hari di planet Venus) dibutuhkan 243 hari Bumi.

Tidak salah bila angin tersebut mampu mendorong sebagian besar awan di atmosfer Venus dan menyebabkan gelombang besar di seluruh permukaanya. Mengingat kecepatan di bagian khatulistiwa lebih lambat dari pada di sekitar kutub, angin tersebut menyebabkan pola gelombang awan berbentuk huruf 'Y'.

"Gelombang besar di atmosfer Venus disebabkan oleh angin dahsyat. Hebatnya, angin itu bertiup secara konstan sehingga huruf 'Y' itu terus ada," ujar Dr. Javier Peralta dari IAA, Daily Mail(03/03).

Meskipun terlihat mirip dengan Bumi, Venus memang jauh lebih mematikan. Selain angin berkecepatan ratusan kilometer per jam yang bisa melumat tubuh manusia, suhu di permukaan Venus sangat panas dan mampu melelehkan logam.

SUMBER : MERDEKA.COM

Jumat, 13 Maret 2015

Ditemukan 10 Planet Baru di Luar Tata Surya


Sebuah kelompok astronom internasional telah menemukan 10 planet baru yang pusat orbitnya bukan matahari. Tim itu menggunakan kamera robotik yang mendapatkan informasi cukup banyak tentang dunia lain tersebut, bahkan ada yang cukup eksotis. Sistem ini diharap akan merevolusi pandangan ilmu pengetahuan tentang pembentukan planet.

Dua diantara kelompok astronom itu berasal dari A.S, Rachel Street dan Tim Lister. Street adalah mahasiswa pasca-sarjana di University of California, Santa Barbara dan Las Cumbres Observatory Global Telescope Network (LCOGTN) di Santa Barbara. Lister adalah pimpinan proyek di LCOGTN.

Pemimpin tim, Don Pollaco dari Queen’s University, Belfast, Irlandia Utara, akan mengumumkan penemuannya pada pidato di pertemuan astronom nasional Royal Astronomical Society’s di Inggris pada hari rabu 2 April. Kolaborasi internasional ini disebut “SuperWASP,” untuk Pencarian untuk Planet (Wide Area Search for Planets).

Teknik penemuan planet ini member informasi lebih tentang pembentukan dan evolusi planet daripada teknik gravitasi. Astronom mencari “transits,” momen dimana planet lewat didepan bintangnya, sama seperti gerhana di bumi. Pada 6 bulan terakhir tim SuperWASP menggunakan 2 kamera di kepulauan Canary dan Afrika Selatan untuk menemukan 10 planet baru diluar tata surya.

Dengan teknik gravitasi, ilmuwan telah menemukan 270 planet diluar tata surya sejak awal 1990. Mereka mengukur gaya tarik gravitasi pada bintang yang berasal dari planet yang mengelilinginya. Ketika planet bergerak maka gaya tarik itu berubah. Tetapi hal ini baru dapat menemukan planet baru jika suatu bintang diamati dalam beberapa minggu atau bulan, sehingga kecepatan penemuannya lambat.

Teknik SuperWASP meliputi 2 set kamera yang mengamati kejadian transit dimana planet tepat berada didepan bintangnya sehingga memblok cahaya bintang yang mengakibatkan bintang tersebut terlihat dari bumi lebih pucat. Kamera Super WASP bekerja sebagai robot, mengamati area luas dari langit pada sekali pandang. Setiap malam astronom menerima data tentang jutaan bintang. Mereka mencari data transit dan menemukan planet. Teknik transit juga memungkinkan ilmuwan untuk menyimpulkan ukuran dan massa planet.

Kolaborator dari seluruh dunia mengikuti setiap kemungkinan planet yang ditemukan SuperWASP dengan observasi lebih detil untuk mengkonfirmasi atau menolak penemuan tersebut.

Astronom yang bekerja di Las Cumbres Observatory Global Telescope Network (LCOGTN) bekerjasama dengan UC Santa Barbara memakai teleskop robotik di Arizona, Hawaii, dan Australia. Teleskop tersebut menyediakan data berkualitas tinggi untuk dipilih untuk observasi lebih lanjut. Data ini bersama data dari Nordic Optical Telescope di La Palma, Spanyol; the Swiss Euler Telescope di Cili; dan the Observatoire de Haute Provence di Perancis Selatan; memberi konfirmasi akhir adanya penemuan baru.

Total 46 planet telah ditemukan terhadap bintang transitnya. Sejak dioperasikan tahun 2004, kamera SuperWASP telah menemukan 15 bintang dan merupakan survey transit tersukses di dunia. Planet yang ditemukan SuperWASP bermassa diantara separuh sampai delapan kali massa planet terbesar di tata surya yaitu Jupiter.

Angka dari dunia baru ini cukup menakjubkan. Sebagai contoh satu tahun versi WASP-12b, adalah setara dengan sehari lebih sedikit waktu bumi. Planet ini sangat dekat dengan bintangnya sehingga suhu siang harinya dapat mencapai 2300 derajat Celsius.

Lister dan Street dari LCOGTN/UCSB sangat gembira dengan hasil ini. Street menggambarkan penemuan ini sebagai langkah maju yang sangat besar bagi bidangnya. Lister mengatakan, “Banyaknya penemuan baru dari SuperWASP akan merevolusi pengertian kita tentang pembentukan planet. Jaringan teleskop fleksibel global milik LCOGTN memainkan peranan terpenting dari usaha dunia untuk mempelajari planet baru.”